0 Comments

Tanjong Malim, Perak – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bersama Persatuan Penulis BUDIMAN Malaysia sukses menyelenggarakan Seminar Antarabangsa Kedua Penyelidikan Pendidikan, Budaya dan Mobiliti Serantau (ISERCReM 2.0) di Fakulti Bahasa dan Komunikasi, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Malaysia. Selasa(09/09/2025)

Kegiatan bertema “Pendidikan Merentas Budaya dan Komunikasi” ini menjadi ajang akademik lintas negara yang mempertemukan dosen, peneliti, dan mahasiswa dari Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Seminar ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pertama yang digelar pada 2024 sekaligus tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara UIN Walisongo dan BUDIMAN Malaysia. Melalui kegiatan ini, kedua lembaga berkomitmen memperkuat kolaborasi di bidang pendidikan, penelitian, publikasi, dan pertukaran akademik.

Acara dibuka dengan sambutan Prof. Dr. Azhar Wahid, Timbalan Presiden BUDIMAN Malaysia, dan Prof. Dr. H. Fatah Syukur, Ketua Delegasi UIN Walisongo Semarang. Dalam sambutannya, Fatah Syukur menegaskan pentingnya sinergi antaruniversitas sebagai upaya memperluas jejaring keilmuan dan mempererat hubungan akademik di kawasan Asia Tenggara.

Lebih dari 20 makalah penelitian dipresentasikan dalam tiga sesi. Dosen UIN Walisongo berpartisipasi aktif dengan topik-topik terkini seperti inovasi pembelajaran bahasa, pendidikan Islam moderat, dan pengembangan kurikulum di era digital. Sementara itu, akademisi UPSI dan BUDIMAN Malaysia menyoroti peran sastra Melayu, komunikasi digital, serta nilai-nilai budaya dalam pendidikan global.

ISERCReM 2.0 tidak hanya menjadi forum pertukaran pengetahuan, tetapi juga jembatan budaya yang mempererat hubungan antara Indonesia dan Malaysia. Perspektif kesusasteraan Melayu yang dibawa BUDIMAN menambah dimensi humanis dalam diskusi, menghubungkan antara dunia pendidikan dan kebudayaan serantau.

Dari UIN Walisongo Semarang, sejumlah dosen turut berkontribusi sebagai pembicara dalam forum ilmiah tersebut. Dr. Muhammad Nafi Annury, M.Pd. memaparkan penelitian berjudul “Beyond the Classroom Paradigm: Investigating Learners’ Beliefs in EFL Autonomous Learning Through Narrative Inquiry” yang menyoroti pentingnya kemandirian belajar dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Sementara itu, Dr. Siti Mariam, M.Pd. membahas topik “Implementing Universal Design for Learning to Facilitate EFL Students with Disabilities” yang menekankan inklusivitas dan aksesibilitas dalam pendidikan bahasa.

Adapun Nur Syafa’ah, M.Pd. bersama Dra. Nuna Mustikawati Dewi, M.Pd. menyampaikan makalah berjudul “Fostering Global Englishes Perspective to Enhance Students’ Intercultural Communicative Competence in Islamic Higher Education” yang menggarisbawahi pentingnya perspektif Global Englishes dalam meningkatkan kompetensi komunikasi lintas budaya di lingkungan pendidikan tinggi Islam.

“Kolaborasi ini bukan sekadar akademik, tetapi juga ruang untuk membangun pemahaman lintas budaya yang memperkuat hubungan antarbangsa,” ujar Prof. Dr. Fatah Syukur, Ketua Delegasi UIN Walisongo.

Melalui kegiatan ini, UIN Walisongo Semarang menegaskan komitmennya dalam mendorong internasionalisasi pendidikan Islam dan memperluas peran universitas sebagai pusat inovasi, moderasi, dan kolaborasi global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts